Pendahuluan
Latar Belakang
Jerman adalah salah satu negara yang
mempunyai penduduk terpadat di uni eropa. Sekitar 82 juta warga tinggal di wilayah Jerman, seperenam di
antaranya di Jerman bagian timur. Terutama di kawasan utara dan timur Jerman
terdapat daerah yang dihuni minoritas nasional Denmark dan Frisia, orang Sinti
dan Roma (gipsi Jerman), serta suku bangsa Sorbia. Mereka masing-masing
memiliki budaya, bahasa, sejarah dan identitas sendiri. Jerman terletak di
eropa bagian tengah dengan berbatasan negara lain. di sebelah utara berbatasan
dengan negara Denmark. Sebelah timur negara Polandia dan republik ceko. Autria
dan swiss berada di sebelah selatan negara Jerman. Di sebelah barat berbatasan
dengan Perancis, Luxemburg, dan Belanda. Sehinnga, Jerman dianggap mempunyai
wilayah yang stategis yang di jadikan oleh orang imigran dari negara lain untuk
menetap di Jerman. Yang di lengkapi pula oleh infrastuktur yang lengkap dan
menjanjikan kehidupan yang layak bagi para pendatang.
Sejak tiga
dasawarsa jumlah anak yang lahir di Jerman tetap kecil: Sejak tahun 1975
statistik menunjukkan jumlah kelahiran per perempuan sebesar 1,3 anak, dengan
gerakan naik-turun angka itu yang tidak berarti. Kesimpulannya, sejak 30 tahun
besar generasi anak lebih kecil sepertiga dibandingkan dengan besar generasi
orang-tua. Berkat pendatang yang pindah dalam jumlah besar dari negara lain ke
Jerman bagian barat, penurunan jumlah penduduk yang sebanding dengan angka
kelahiran dapat dicegah. Pada waktu yang sama usia harapan hidup meningkat
terus. Dewasa ini angkanya 77 tahun untuk laki-laki dan 82 tahun untuk
perempuan
Kedatangan para
imigran tersebut di sambut baik oleh Jerman. Yang sebenarnya juga membutuhkan tenaganya untuk mengisi posisi buruh untuk
pekerjaan yang sederhana. Namun, di luar perkiraan jumlah imigran yang datang
ke Jerman semakin tahun semakin bertambah hingga keadaannya sekarang berbanding
terbalik. Jerman mengalami kesulitan untuk menampung para imigran yang tidak
memenuhi sistem kualifikasi di Jerman sehingga menyebabkan timbulnya kemiskinan
yang harus di tanggung oleh pemerintah.
Tentunya para
imigran yang datang ke Jerman mempunyai keinginan untuk hidup yang lebih baik
dari pada ketika berada di negaranya sendiri. Imigrasi menurut Held (1999)
berarti perpindahan penduduk atau relokasi penduduk secara geografik baik itu
secara temporer atau permanen. Migrasi merupakan berpindahnya penduduk suatu
negara ke negara lain yang melintas batas wilayah negara. Percepatan migrasi dapat dianalisis dengan
dua cara. Pertama, dengan mempertimbangkan pergerakan setiap orang di seluruh
daerah dalam jangka waktu tertentu, menilai lamanya waktu migrasi massa
mengambil dari awal hingga tuntas. Kedua, dapat mempertimbangkan kecepatan
dalam hal individu, jumlah waktu yang diperlukan seorang migran untuk
mendapatkan dari lokal aslinya ke negara tujuan yang
baru. Jelas perubahan teknologi transportasi telah membuat perbedaan yang besar
dalam hal ini.
Migrasi
internasional terjadi jika perpindahan penduduk melewati batas negara. Migrasi
di sebabkan oleh beberapa faktor. Seperti, bekerja, melanjutkan sekolah,
terjadi peperangan atau terjadi krisis finansial di negara asal. Migrasi
Internasional dibatasi oleh berbagai aturan yang ketat tentang keimigrasian di
masing-masing negara tujuan. Hal ini dilakukan terutama oleh negara – negara
maju untuk menekan laju pendatang yang dapat mengganggu stabilitas negara
tersebut.
Adanya migrasi
ini dapat berdampah positif maupun negartif terhadap negara tujuan. Dalam hal
ini, Jerman sebagai negara tujuan para imigran yang berasal dari Rumania,
Turki, Bulgaria juga terkena dampaknya. Bagi para imigran yang mempunyai kualifikasi
yang bagus dapat memperoleh kehidupan yang lebih layak dan hal ini dapat
menguntungkan Jerman sebagai negara tujuan.
Namun, bagi mereka yang tidak mempunyai keterampilan atau kualifikasi
yang di butuhkan di Jerman akan bernasib sebaliknya dan berdampak buruk bagi perekonomian
Jerman.
Melihat fakta
bahwa terdapat dampak yang positif dan negatif yang di timbulkan dari negara
yang menjadi tujuan para imigrasi yang datang ke Jerman, terutama masalah
kemiskinan yang semakin hari semakin meningkat dengan adanya ketidakmampuan
Jerman untuk mengatasi berbagai masalah yang di timbulkan oleh para imigran
yang tidak mempunyai kemampuan yang mencukupi untuk menjadi tenaga kerja di
Jerman maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai masalah imigran yang muncul
di Jerman.
Rumusan Masalah
1 ) bagaimana asal mula terjadinya migrasi di Jerman?
2 )bagaimana pengaruh nya para imigran terhadap Jerman ?
3) apa masalah yang di timbulkan
oleh imigran di jerman dan mengapa hal itu terjadi?
4) bagaimana penanggulangan masalah migrasi yang di lakukan oleh
Jerman?
Pembahasan
1
) Asal Mula Terjadinya Migrasi di Jerman
Pascaperang
tahun 1950-an, perekonomian Jerman memerlukan pekerja migran. Sebagian besar pendatang yang dinamakan “pekerja tamu” pada
waktu itu telah kembali ke negara-negara asal mereka di Eropa Selatan atau
Tenggara, namun tidak sedikit yang menetap di Jerman. Banyak di antara imigran
Turki yang datang kemudian menetap pula. Lambat laun Jerman berubah dari negara
penerima pekerja tamu menjadi negara dengan arus imigrasi terkendali. Kelompok
imigran kedua yang besar adalah para transmigran keturunan Jerman yang telah
bermukim sejak beberapa generasi di negara-negara bekas Uni Sovyet, di Rumania
dan di Polandia. Mereka kembali ke Jerman dan arusnya bertambah kuat sejak runtuhnya
sistem komunis di negara-negara tersebut.
[1]Dengan adanya kedua kelompok pendatang itu, angka arus imigrasi
per kapita di Jerman pada tahun 1980-an bahkan jauh lebih tinggi daripada angka
tersebut di negara-negara imigrasi klasik seperti Amerika Serikat, Kanada atau
Australia. Lebih dari 15 juta orang dengan latar belakang imigrasi yang tinggal
di Jerman. Menurut definisi Badan Statistik Federal, kelompok itu mencakup
semua orang yang berimigrasi di Jerman, serta orang yang lahir di Jerman dari
orang tua yang paling sedikit satu orangnya adalah imigran. Sekitar 7 juta
orang di antara mereka adalah warga negara asing, dan 8 juta orang telah
memperoleh kewarganegaraan Jerman – atau melalui naturalisasi, atau karena
mereka tergolong ke-4 juta transmigran keturunan Jerman.
Di samping kelompok
tersebut terakhir, para imigran dari Turki yang jumlahnya 2,5 juta orang
merupakan kelompok terbesar kedua. Selanjutnya ada 1,5 juta orang yang berasal
dari bekas Yugoslavia atau negara-negara penggantinya. Jumlah penganut agama
Islam yang tinggal di Jerman diperkirakan sebesar 4 juta. Para imigran tersebut
bermukim di wilayah-wilayah di Jerman terutama di kota-kota besar seperti
Duisburg, Dortmund, Koln, Hannover, Mannheim. Setelah mereka datang ke Jerman, mereka
bekerja sesuai dengan keterampilan yang di punyai. Dengan standart tinggi yang
di terapkan di Jerman membuat persaingan antar imigran semakin ketat. Namun
tidak menyurutkan mereka untuk tetap melakukan migrasi ke Jerman.
[2]Data
aktual Lembaga Statistik Jerman menunjukkan peningkatan jumlah imigran asal
negara-negara dari zona Euro yang dilanda krisis ke Jerman. Tahun lalu, sekitar
24.000 orang Yunani datang ke Jerman untuk mencari pekerjaan dan tinggal di
Jerman. 10.000 orang lebih banyak dari tahun 2010. Ini berarti adanya
peningkatan sebanyak 90%. Jumlah imigran dari Spanyol juga naik 50%. Secara
keseluruhan tahun lalu Jerman mencatat sekitar 985.000 warga baru. Kenaikan
sebesar 20% dibandingkan tahun 2010. Penyebab tingkat kenaikan tertinggi sejak
1966 adalah akibat pembatasan permohonan sebagai imigran dari negara-negara
Eropa Tenggara yang baru saja menjadi anggota Uni Eropa dicabut tahun lalu.
Karena itu semakin banyak imigran yang pindah ke Jerman, terutama dari Polandia,
Hungaria dan Rumania.
Di Jerman, mereka hidup dan berkumpul secara dominan
di wilayah tertentu. Dengan membawa budaya lokal dari negara asal. Hidup dengan keluarga mereka . Anak, istri,
suami yang tentunya menambah jumlah penduduk di Jerman dan menimbulkan masalah
tertentu terkait kesehatan, pendidikan,asuransi bagi keluarga para imigran.
Serta masalah antar suku bangsa antara para imigran juga dengan penduduk asli
Jerman.
2) Pengaruh
Imigran terhadap Jerman
Dengan banyaknya para imigran di Jerman tentunya ada dampak
positif dan negatif yang di peroleh di negara yang terkenal sebagai daerah nya
para imigran di Eropa. Namun, dewasa ini Jerman mengalami kesulitan untuk
melakukan penanganan pada para imigran. Karena jumlah mereka yang melampaui
batas serta dari sebagian para imigran tidak mempunyai pekerjaan atau kualitas
hidup yang baik.
Jumlah imigran di Jerman mencapai angka tertinngi sejak 15 tahun
terakhir. Banyak di antaranyadari negara
Eropa yang di landa krisis. Gambaran imigrasi ke Jerman yang
ditandai gelombang pekerja dari Turki dan Polandia - yang bekerja di bidang
konstruksi atau pabrik - sudah berlalu. Kini banyak imigran datang ke Jerman
untuk mencari pekerjaan sebagai dokter atau teknisi. Mereka datang dari Yunani
maupun Spanyol. Jerman memang memerlukan beberapa teknisi. Seperti dokter,
ilmuwan, yang di butuhkan untuk membantu mengerjakan pabrik-pabrik atau
perusahaan baru di Jerman.
[1] http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/main-content-08/migrasi-dan-integrasi.html
[2] http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/main-content-08/migrasi-dan-integrasi.html
Namun, ada pula imigran yang datang ke Jerman
dengan keahlian yang tidak khusus atau budang kualitas yang tidak terlalu di
butuhkan. Di antaranya bekerja di bidang konstruksi atau tata boga. Peneliti
masalah migran Ludger Pries dari
Universitas Bochum lebih lanjut merumuskan: “Sistem di Jerman masih terlalu
rumit. Termasuk pengakuan kualitas lulusan di bidang kerja. Jadi memang masih
banyak hal yang harus dilakukan.“
dampak yang di timbulkan dari adanya pendatang ini
dari berbagai negara dan berbagai bidang keahlian harus di lakukan kualifikasi.
Misalnya, untuk melakukan kualifikasi terhadap dokter dan juru rawat, maka yang
harus melakukan nya adalah dinas kesehatan. Jika di bidang ekonomi, mereka
melakukan kualifikasi terhadap calon pekerja dari pabrik atau konstruksi.
Ferman mempunyai kualitas kualifikasi yang tinngi untuk negara nya yang di
berlakukan untuk para imigran.
Dari segi ekonomi, tidak terlalu mengubah perekonomian
di Jerman. Justru, dengan adanya pekerja yang tidak memenuhi sistem kualifikasi
maka banyak pengangguran yang terjadi. Dan tenaga yang sebenarnya sangat di
butuhkan di Jerman tidak banyak terpenuhi dari imigran seperti tenaga
kesehatan.
Dampak migrasi yang lain yang di timbulkan adalah
terbentuknya komunitas-komunitas imigran di Jerman. Komunitas tersebut
terbentuk di kota-kota besar di Jerman seperti Disburg Hamburg. Seperti bangsa
komunitas Turki, Polandia, Spanyol.
3) Masalah yang di Di Timbulkan oleh imigran di Jerman
Sejak tahun 2012 para imigran yang datang ke Jerman
membutuhkan waktu tiga bulan untuk mengurus pemeriksaan keabsahan ijazah yang
mereka bawa dari tempat mereka lulus. Tentunya hal ini menyulitkan para imigran
yang ingin segera mendapatkan pekerjaan yang berkualitas di Jerman. Namun,
tetap saja daya tarik Jerman masih kuat bila di bandingkan dengan negara-negara
lain di Eropa. Jerman saat ini kekurangan tenaga kerja yang punya kualifikasi
tinggi. Jika situasi ini terus berlangsung, tahun 2025 jumlah orang yang
bekerja di Jerman akan berurang sampai 6 juta orang. Ini situasi yang tidak
baik bagi perkembangan ekonomi.
untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Jerman sudah
membuat undang-undang khusus untuk mengatur kualifikasi para imigran yang ingin
bekerja di Jerman. Dari sekitar 3 juta warga migran yang ada di Jerman,
sekitar 2 juta orang memiliki kualifikasi kerja dari luar negeri. Banyak dari
mereka selama puluhan tahun harus menerima kenyataan bahwa setelah tiba di
Jerman, mereka dikategorikan sebagai tenaga kerja tidak terdidik. Akibatnya
mereka hampir tidak punya peluang di pasar tenaga kerja. Sekarang, warga migran
punya hak untuk mendaftarkan kualifikasinya, agar dikaji dan disesuaikan dengan
kualifikasi Jerman.
Selain
itu, media setempat dan penduduk asli Jerman melakukan pembedaan terhadap para
imigran, antara orang asli Jerman dan penduduk keturunan imigran. pemberitaan
mengenai warga imigran bernilai negatif. Menyudutkan kondisi kehidupan mereka.
Akses untuk pendidikan pun di bedakan. Ada diskriminasi tersendiri bagi warga
pendatang. Dalam hal politik juga terjadi hal yang serupa. Jika hal ini di
konfirmasikan pada pemerintah, mereka menanggapinya bahwa diskriminan tersebut
akan di perbaiki oleh pemerintah setempat.
Masalah
juga terdapat pada tempat tinggal mereka. Di beberapa kota besar di Jerman, seperti
Duisburg yang berada di ambang kebangkrutan finansial. Hampir 19 juta Euro
anggaran untuk membantu imigran dari Eropa Tenggara serta mengintegrasikan
mereka dalam masyarakat. Tapi jumlah imigran terus meningkat, sementara
Duisburg tak mampu menambah program bantuan dalam hal kesehatan.asuransi untuk
kebutuhan para imigran. Masalah tersebut juga di alami oleh kota-kota lain
seperti Dortmund, Koln, Hannover, Mannheim.
[1]Dari
hasil analisa Deutsche Städtetag (Asosiasi Perkotaan Jerman),
jumlah "imigran miskin" dari negara anggota Uni Eropa, Rumania dan
Bulgaria, dalam 5 tahun terakhir meningkat dari 64 ribu menjadi 147 ribu,
berarti naik lebih lebih dari 200 persen. Tapi tenaga kerja berkualifikasi
tinggi kebanyakan mencari kerja di kota lain dan bukan di Duisburg, Dortmund
atau Mannheim. Yang datang ke situ adalah anggota kelompok minoritas seperti
Sinti dan Roma. Di negara asalnya Rumania dan Bulgaria, mereka didiskriminasi
dan dikejar-kejar, dipersulit akses memperoleh pendidikan, tidak memiliki akses
pada sistem pelayanan kesehatan dan sering kali tidak punya pendidikan dan
pekerjaan.
Di
kota-kota seperti Duisburg, yang sedang berjuang mengatasi dampak ambruknya
sektor industri, mereka sering tidak memperoleh kerja, dan mendapat tempat
tinggal murah, di rumah-rumah tua yang hancur. Pada mereka integrasi dimulai
dari nol seperti bangku sekolah untuk anak-anak mereka, pelayanan kesehatan, asuransi.
Duisburg mengalami kesulitan untuk melayani para kebutuhan imigran. Antara lain
pengadaan tempat tinggal dan pelayanan kesehatan. Tindakan selanjutnya dan
proyek-proyek, harus direalisasi lewat mitra eksternal dan dengan dana Uni
Eropa atau pemerintah Jerman. Dalam hal ini Asosiasi Perkotaan Jerman meminta
perlindungan asuransi kesehatan yang cukup bagi para imigran, serta dana untuk
pelayanan kesehatan bagi imigran dari Rumania dan Bulgaria. Tempat tinggal
darurat dan pekerja sosial untuk mengurus para imigran harus dibiayai dari dana
sosial Uni Eropa.
Ketegangan
antara penduduk asli dengan para imigran juga terjadi. Karena penduduk
pendatang tidak mematuhi peraturan yang ada. Hal itu membuat penduduk lama
merasa tidak aman. Banyaknya imigrasi menjadi tantangan bagi masyarakat Jerman.
Imigran yang berasal dari Spanyol memiliki kualitas yang bagus. Namun sebaliknya
imigran yang berasal dari Rumania dan Bulgaria menjadi masalah tersendiri
karena mereka tidak mencukupi kualifikasi yang ada dan harus menjadi beban bagi
Jerman karena meningkatnya angka pengangguran yang di sebabkan oleh tenaga muda
yang tidak memperoleh pekerjaan.
Industri-industri
di Jerman juga kerap melakukan pembedaan terhadap para pekerja imigran nya. [2]Dalam
teori ekonomi politik internasional, perekonomian sebagai tempat eksploitasi
manusia dan perbedaan kelas. Bagi kaum marxis, perekonomian kapitalis di
dasarkan pada dua kelas sosial yang bertentangan. Salah satu kelas, kaum
borjuis, memiliki alat-alat produksi. Kaum protelar, hanya memili kekuatan
kerjanya saja, yang harus di jual pada borjuis. Tetapi buruh jauh lebih banyak
bekerja di banding dengan yang di dapatkan nya kembali. Hal ini banyak di
terpkan di berbagai perusahaan di Jerman. Mereka mempunyai atau memiliki suatu
usaha baru, tapi mereka menggunakan tenaga buruh dari para imigran yang datang
ke Jerman.
4) Cara Pemerintah
Jerman dalam Mengatasi Masalah Migrasi
Dalam menangani kasus imigran,
pemerintah Jerman telah melakukan berbagai hal. .Seperti melakukan
pengelompokan atau menetapkan kualifikasi bagi para imigran yang akan bekerja
di perusahaan di Jerman. Juga adanya layanan konsultasi bagi warga imigran yang
mengalami kesulitan selama hidup dan bekerja di Jerman. Namun, program itu
tidak berjalan efektif. Jumlah tempat untuk mendapatkan informasi bagi imigran
di Jerman tidak cukup banyak dan tidak terorganisir dengan baik dan kerjanya
lamban.
Pemerintah juga menyelenggarakan
konferensi puncak integrasi antara negara bagian dan komunan serta perwakilan
dari imigran hadir di Berlin. Dalam pertemuan puncak itu diputuskan pembahasan
rencana aksi nasional yang diharapkan menjadi landasan politik integrasi dalam
tahun-tahun mendatang. Menteri urusan integrasi Jerman mengupayakan integrasi
di sekolah – sekolah lebih di gencarkan. Dorongan untuk bisa berbahasa Jerman
harus di lakukan sejak usia dini. Jika tidak dapat berkomunikasi dalam
berbahasa Jerman, maka mereka hanya akan menjadi penonton di Jerman. Namun,
jika dapat berkomunikasi dalam bahasa Jerman dengan baik, maka mereka akan
mendapat kesempatan jenjang karier yang bagus.
Pencegahan tindak kekerasan dan
penanganan masalah – masalah sosial juga di bahas dalam konferensi ini. Masalah
ekonomi dan lapangan kerja juga ikut menjadi perhatian khusus untuk masalah
migrasi ini. Pengakuan ijasah dari lulusan luar negeri akan mudah untuk di akui
di Jerman. Yang sebelumnya, para imigran mengalami kesulitan untuk mendapatkan
akses tersebut. Selain itu, hingga tahun 2015, semua warga imigran harus
mengikuti kursus integrasi. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan dalm
berbahasa Jerman.
Di antara negara – negara yang
terletak di kawasan uni Eropa, tidak ada lagi pengawasan di perbatasan negara. Jerman
berada di kawasan tengah – tengah Eropa. Hal ini menyebabkan mudahnya warga
asing untuk berkunjung ke Jerman mulai dari yang ilegal sampai legal. Hingga akhirnya, kementrian dalam negeri
Jerman, Hans-Peter Friedrich memberlakukan pengetatan permohonan visa bagi yang
ingin berkunjung ke Jerman. Akan semakin di perjelas apa tujuan mereka datang
ke Jerman, bagaimana kehidupan mereka nantinya di Jerman, dan bagaimana rencana
kepulangan mereka di Jerman. Semuanya harus lebih di perjelas. Dalam hal ini,
mendapatkan dukungan dari komisaris dalam negeri uni Eropa yang menyetujuinya untuk lebih melakukan pengawasan
terhadap perbatasan di kawasan uni Eropa.
[2] Robert
Jackson dan Georg Sorensen, 2009, pengantar studi hubungan internasional,
yogyakarta : pustaka pelajar. 238-239.
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari
materi yang di bahas di depan, maka dapat di simpulkan bahwa migrasi
internasional adalah perpindahan penduduk yang melewati batas negara. Mereka
melakukan migrasi karena ada sebab – sebab tertentu di negara asalnya seperti
masalah peperangan, kemiskinan atau krisis yang melanda wilayah mereka.
Pada awalnya para imigran datang datang
ke Jerman karena Jerman memerlukan renaga imigran pascaperang tahun 1950. Jerman
pada tahun 1980-an bahkan lebih banyak para imigran yang datang dari
negara-negara imigrasi klasik seperti Amerika Serikat, Kanada atau Australia.
Lebih dari 15 juta orang dengan latar belakang imigrasi yang tinggal di Jerman.
Pengaruh
imigran terhadap Jerman memiliki dampak positif dan negatif nya. Dalam hal
positif nya, Jerman memiliki tenaga migran yang mereka kerjakan di beberapa
perusahaan yang mereka punya. Yang dalam hal ini, Jerman kekurangan warganya
yang berumur produktif. Namun hal negatif nya adalah juga semakin banyaknya
pengangguran di Jerman yang di sebabkan karena tidak masuknya kualifikasi para
imigran sebagai tenaga ahli di perusahaan tertentu sehingga mereka
menganggur.dan pada waktu sekarang, banyak imigran yang datang ke Jerman tanpa
keahlian khusus. Mereka hanya ingin mengadu nasib atau hanya ingin memperbaiki
kualitas hidup mereka dari negara asal. Padahal justru di Jerman, mereka
mengalami pengangguran.
Terjadi kemiskinan pula yang semakin marak di
Jerman. Para imigran juga menjadi masalah bagi wilayah yang mereka tempati di
kota – kota besar di Jerman seperti Duisburg,Dortmunt, Mannheim,Hannover yang
semakin tidak berdaya untuk menampung dan melayani kebutuhan mereka yang
jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya. Terjadi juga diskriminan terhadap
warga imigran. media dan penduduk asli Jerman membedakannya dalam urusan
kehidupan mereka. Seperti dalam hal pelayanan sosial, pendidikan, dan hak-hak
lain para imigran Jerman.
Dalam
menangani masalah imigran ini, pemerintah Jerman telah menetapkan peraturan
kualifikasi bagi warga Jerman yang ingin bekerja di Jerman. Mereka menetapkan
standart tinggi bagi para pejerjanya. Hal ini untuk menekan terjadinya arus
migrasi yang semakin meningkat. Tapi dalam kenyataan nya, peraturan tersebut
tidak cukup efektif. Lalu pemerintah Jerman juga membuka pelayanan konsultasi
bagi warga imigran mengenai kehidupan mereka di Jerman, tentang hak – hak
mereka yang tidak terpenuhi dan para konsultan tersebut akan mengkomunikasikan
nya pada pemerintah pusat.
Selain
itu juga di adakan integrasi pada masyarakat dalam hal kaitan nya dengan ekonomi,
tenaga kerja, sosial, pendidikan pada warga imigran. selain itu, untuk
mengurangi arus migrasi atau masuknya warga asing ke Jerman, semakin diketatnya
peraturan pembuatan visa untuk berkunjung ke Jerman yang merupakan kerja sama
antara Jerman dengan uni Eropa.
Saran :
Mohon di maklumi jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam
paper ini. Penulis masih sangat terlalu dini ilmunya dan di harapkan masukan
nya terhadap paper ini.
DAFTAR PUSTAKA
Robert Jackson dan
Georg Sorensen, 2009, pengantar studi hubungan internasional, yogyakarta : pustaka
pelajar. 238-239